BAHAR POS lahir dari semangat untuk bercerita dan berbagi. Dengan niat menjadi semacam warung angkringan di mana semua orang dapat berkumpul dan saling bertukar kata.

Nama “Pos” memang identik dengan dunia pers, tetapi kami tidak akan mengklaim diri sebagai media massa. Setidaknya untuk sementara ini. Karena sesuai dengan peraturan, baik UU Pers maupun Dewan Pers mensyaratkan sebuah media haruslah berbadan hukum dan dipimpin oleh jurnalis bersertifikasi—dua hal yang saat ini belum kami miliki.

Karena itu, Bahar Pos lebih tepat disebut sebagai wadah komunikasi, ruang penyampaian aspirasi, sekaligus dokumentasi perjalanan komunitas Bahar Raya yang meliputi Kecamatan Bahar Selatan, Kecamatan Bahar Utara, dan Kecamatan Sungai Bahar.

Mengapa Bahar Pos Hadir?

Kehadiran Bahar Pos berangkat dari keprihatinan sederhana: wilayah dan komunitas Bahar Raya kerap luput dari perhatian media arus utama, baik di Jambi maupun nasional. Coba saja googling “berita Bahar” atau “berita terbaru Bahar”, yang lebih banyak muncul justru pemberitaan mengenai seorang tokoh dengan nama Bahar, bukan tentang tiga kecamatan bernama Bahar di Muaro Jambi.

Liputan tentang Bahar Raya biasanya hanya ada ketika sebuah peristiwa besar meledak dan menjadi sorotan publik di skala nasional. Misalnya, tragedi tewasnya Brigadir Joshua beberapa tahun lalu. Atau kasus viral Camat Sungai Bahar.

Padahal, Bahar Raya tidak semata tentang sensasi atau tragedi. Banyak prestasi lahir dari tanah ini—sesuatu yang layak mendapat ruang publikasi, tetapi seringkali terlewatkan.

Atau setidak-tidaknya peristiwa yang mempunyai nilai berita (news value) tinggi. Misalnya, penampilan penyanyi kondang Anji di Desa Marga Mulya (Unit II), Kecamatan Sungai Bahar, pada 24 Agustus lalu. Atau kedatangan pendakwah kondang Ning Umi Laila pada September 2024.

Padahal waktu itu Ning Umi Laila mengadakan semacam roadshow tiga desa di tiga kecamatan dalam dua kabupaten. Kegiatan ini bahkan punya nilai beritanya sendiri selain faktor popularitas Ning Umi Laila.

Setelah mengisi pengajian di Desa Mulya Jaya (Unit 19), Kecamatan Bahar Utara, pada 10 September 2024 siang, malamnya Ning Umi Laila pindah ke Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari. Lalu pada 11 September 2024 mengisi di Desa Suka Makmur (Unit I), Kecamatan Sungai Bahar.

Coba saja googling pakai kata kunci yang memadukan nama Ning Umi Laila dengan Bahar atau nama desa yang didatangi. Tidak diketemukan satupun media lokal Jambi memberitakan peristiwa ini.

Dari sisi ekonomi, hasil bumi Bahar Raya memberi kontribusi signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Muaro Jambi. Gurihnya sektor perkebunan sawit di wilayah ini sempat memicu perdebatan alot saat Muaro Jambi hendak dilahirkan, lepas dari Batang Hari.

Lalu kini ada sektor pertambangan yang tengah berkembang pula. Hitung pula seberapa banyak perusahaan pengelola pabrik kelapa sawit yang beroperasi di kawasan Bahar Raya.

Bagi para pemilik toko dan penguasaha di Kota Jambi, warga Bahar menjadi primadona karena kerap membelanjakan banyak uang. Baik untuk kebutuhan belanja bulanan, fashion, hingga kendaraan bermotor.

Itu semua hanyalah sebagian kecil dari cerita besar yang ingin kami dokumentasikan di Bahar Pos.

Apa yang Kami Tawarkan?

Dengan semangat mengangkat Bahar Raya tanpa sensasi apalagi tragedi, Bahar Pos berkomitmen menghadirkan narasi dengan sudut pandang berbeda. Kami mengusung apa yang disebut sebagai jurnalisme positif dan inspiratif.

Sekali lagi, menurut undang-undang Bahar Pos bukanlah media resmi. Penggunaan istilah “jurnalisme positif dan inspiratif” tadi semata-mata menggambarkan bahwa kami memegang teguh komitmen terhadap etika jurnalistik sekaligus etika moral dan agama dalam kegiatan mengumpulkan, mengolah, serta menyampaikan informasi.

Dalam koridor jurnalisme positif, kami memulainya dari yang sangat mendasar: pengumpulan informasi. Kami percaya, kisah yang baik bisa menyalakan semangat, menguatkan rasa percaya diri, dan mendorong pembaca kami untuk menjadi lebih baik.

Kami menulis untuk merekam, menyampaikan aspirasi, dan memberi makna—dengan harapan setiap catatan yang lahir dari Bahar Pos menjadi potongan kecil dari perjalanan panjang Bahar Raya dan masyarakatnya.

Bahar Pos bukan sekadar nama. Ia adalah ruang bersama untuk melihat Bahar Raya dengan lebih utuh—bukan hanya dari sisi berita besar, tetapi juga dari keseharian, pencapaian, dan potensi yang terus tumbuh.

Bahar Utara, 17 Agustus 2025.