Nindya Eltsani Fawwaz: Dari Sungai Penuh ke Istana Merdeka

BAHAR POS – Di tengah semarak peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, nama Nindya Eltsani Fawwaz, akrab disapa Eltsa, mencuat sebagai salah satu sosok muda yang membanggakan Provinsi Jambi. Siswi kelas XI SMA Negeri 2 Kota Sungai Penuh ini terpilih sebagai cadangan pembawa baki dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Negara, Jakarta, Ahad (17/8/2025) pagi.
Eltsa menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2025 mewakili Jambi. Ia berangkat bersama Frans Sokhi Lase dari SMA Negeri 1 Kota Jambi.
Keduanya berangkat ke Jakarta pada 14 Juli 2025, setelah sebelumnya menjalani upacara pelepasan bersama Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman. Eltsa dan Frans lantas mengikuti pemusatan pendidikan dan pelatihan di Taman Rekreasi Wiladatika di Depok, Jawa Barat, bersama seluruh anggota Paskibraka Nasional lainnya dari seluruh Indonesia.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Jambi, mewakili Bapak Gubernur, kami secara resmi memberangkatkan dua calon Paskibraka perwakilan Provinsi Jambi, yaitu Ananda Frans dan Nindia dari Kota Jambi serta Kota Sungai Penuh,” kata Sudirman saat acara pelepasan, seperti diberitakan Antara.
Dalam kesempatan itu pula, Sudirman mengungkapkan harapan agar Eltsa maupun Frans mendapat peran kunci dalam upacara di Istana Negara, yakni menjadi pembawa baki dan pengibar bendera.
“Kami juga berharap, dua utusan ini dapat menjadi pengibar bendera dan pembawa baki. Paling utama dapat melaksanakan tugas dengan baik,” tambah Sudirman.
Apa yang diharapkan Sudirman nyaris menjadi kenyataan, sebab nama Eltsa masuk dalam nominasi pembawa baki. Diary Paskibraka Liputan6 bahkan mencatat, gadis berusia 16 tahun tersebut sudah sering dilatih sebagai pembawa baki sejak 7 Agustus.
Harapan tersebut tidak terwujud, sebab yang kemudian tampil sebagai pembawa baki dalam upacara di Istana Negara adalah Bianca Alessia Christabella Lantang, siswi sekolah unggulan SMA Lentera Harapan Tomohon yang berada di Bawah kaki Gunung Lokon, Sulawesi Utara.
Namun demikian, tetap saja Eltsa mengharumkan nama Jambi sebagai cadangan pembawa baki dalam upacara tersebut. Sebuah peran yang juga mengharumkan daerah asalnya.
Disiplin, Penuh Prestasi
Eltsa lahir di Padang pada 27 Juni 2009. Sejak kecil, ia dikenal sebagai pribadi yang disiplin, aktif, dan penuh semangat.
Tak hanya mengejar prestasi di sekolah, Eltsa juga rajin mengikuti berbagai kegiatan. Salah satunya di bidang modelling, yang berbuah kemenangan dalam ajang Bujang-Gadis Kota Sungai Penuh 2024.
Tak hanya itu, Eltsa juga menekuni seni dan kegiatan sosial. Hobi monolog yang digelutinya menunjukkan sisi kreatif dan ekspresifnya, hal yang melengkapi kedisiplinan dalam sisi lain dirinya.
Perjalanan Eltsa menuju Paskibraka Nasional dimulai sejak ia aktif mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dari latihan baris-berbaris, pencak silat, hingga organisasi siswa intra sekolah (OSIS), ia menunjukkan ketekunan dan kemampuan leadership yang menonjol.
Seleksi Paskibraka tingkat daerah bukanlah hal mudah; ia harus melalui tes fisik, mental, serta wawancara yang ketat. Namun dedikasi dan kemampuannya membuatnya berhasil lolos, mewakili Jambi untuk mengikuti pemusatan latihan di Depok, Jawa Barat.
Masa pemusatan pendidikan dan pelatihan di Depok bukan hanya tentang kemampuan fisik. Setiap peserta dituntut menanamkan kedisiplinan, fokus, dan pengendalian diri.
Ketika masuk nominasi calon pembawa baki, Eltsa menghadapi tantangan tambahan: menjaga kestabilan posisi baki saat mengangkat bendera, yang memerlukan konsentrasi maksimal dan ketahanan mental. Bukan tugas mudah, mengingat jika terpilih ia bakal menjadi pusat perhatian se-Indonesia.
Puncaknya adalah 17 Agustus 2025, saat Eltsa berdiri tegak di halaman Istana Merdeka. Walaupun batal menjadi pembawa baki, posisi yang akhirnya ditempati oleh Bianca Alessia Christabella Lantang, kehadirannya tetap menjadi simbol kepercayaan tinggi yang diberikan kepada generasi muda dari Jambi.
Pertama dari Kerinci
Secara khusus, Pemerintah Kota Sungai Penuh menyampaikan apresiasi atas pencapaian Eltsa. Kepala Bidang Kesbangpol setempat, Dedi Iryanto, menyatakan bahwa bahkan terpilihnya gadis itu dalam Paskibraka Nasional sudah menjadi prestasi tersendiri bagi daerahnya.
“Sejak berdirinya Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, baru kali ini ada pelajar putri [dari daerah ini] yang lolos sebagai Paskibraka Nasional dan berkesempatan bertugas di Istana Negara,” kata Dedi, sebagaimana diberitakan Liputan6.com.
“Pencapaian Nindya menjadi bukti bahwa generasi muda Sungai Penuh dan Kerinci mampu bersaing di tingkat nasional, asalkan diiringi tekad kuat, disiplin, dan kerja keras,” tambahnya.
Cerita perjalanan Eltsa ke Paskibraka Nasional bukan hanya soal prestasi, tetapi juga pembelajaran hidup. Ia belajar tentang disiplin, tanggung jawab, dan keberanian menghadapi tekanan. Proses latihan panjang dan seleksi ketat mengajarkannya bahwa kesuksesan tidak datang secara instan, melainkan melalui kerja keras, ketekunan, dan kesabaran.
Kisah ini menjadi inspirasi bagi generasi muda di Jambi dan seluruh Indonesia. Banyak siswa yang melihat Eltsa sebagai contoh bahwa mimpi besar bisa dicapai dari kota kecil sekalipun, selama ada tekad dan kerja keras.
Prestasi Eltsa juga memicu perhatian media nasional, menegaskan bahwa talenta dan karakter kuat dari daerah mampu bersaing di tingkat tertinggi. Setiap langkahnya di Istana Merdeka bukan sekadar simbolis, tetapi juga pengingat bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam membentuk masa depan bangsa.
Melalui kisahnya, Nindya Eltsani Fawwaz membuktikan bahwa dengan ketekunan, disiplin, dan dedikasi, generasi muda dapat menembus batasan geografis maupun sosial. Dari Kota Sungai Penuh nun berada di daerah pegunungan di tengah-tengah Sumatera, ia menjejakkan kaki di panggung nasional, menjadi bagian dari sejarah bangsa.
Kisah Eltsa mengingatkan kita bahwa setiap mimpi besar memerlukan usaha nyata, ketekunan, dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Dari sekolah menengah di Jambi hingga halaman Istana Merdeka, perjalanan ini bukan sekadar tentang penghargaan, tetapi tentang pembentukan karakter, tanggung jawab, dan pengabdian bagi bangsa.
Kisah ini adalah cerminan nyata bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, bisa mengantar kita ke prestasi yang membanggakan—bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk daerah dan bangsa.
Dengan semangat yang sama, generasi muda Indonesia dapat terus mengukir prestasi dan mewujudkan cita-cita yang lebih besar.
Kenal seseorang yang kiprah dan pencapaiannya layak disebar-luaskan melalui Bahar Pos? Hubungi kami!