Menelisik Aplikasi Bimbel Online Guruku Milik Dwi Hartono, Terduga Dalang Pembunuhan Kepala Cabang BRI

Bahar PosSelasa, 26 Agustus 2025

Dwi Hartono dan Wika Salim dalam reuni akbar sebuah SMP di Tebo, Jambi.

BAHAR POS – Dwi Hartono ditengarai menjadi dalang pembunuhan Kepala Cabang BRI Mohamad Ilham Pradipta di Jakarta. Menarik untuk menelisik deretan bisnis pria yang di tempat asalnya dijuluki Crazy Rich Rimbo Bujang tersebut.

Nama Dwi Hartono pertama kali dikaitkan dengan kasus ini selepas penangkapan tiga tersangka di Surakarta, Jawa Tengah, pada 23 Agustus 2025. Saat itu pihak kepolisian menyebutkan ketiganya berinisial AA, DH, dan YJ.

Warganet bergerak cepat, sehingga kemudian diketahuilah jika pelaku berinisial DH tak lain Dwi Hartono. Sosok yang punya nama harum di Kabupaten Tebo, Jambi. Khususnya di Desa Mekar Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang.

Baca juga

Dalam media sosial pribadinya, Dwi Hartono mencitrakan dirinya sebagai seorang pengusaha muda sukses. Dalam seminar-seminar, ia memperkenalkan diri sebagai pengusaha dan investor properti yang menjadi miliarder sebelum berusia 30 tahun.

Dalam sebuah video di kanal YouTube Klan Hartono bertanggal 3 Desember 2019, Dwi menyebutkan ia adalah CEO PT Einstein Gempita Dunia (EGD), CEO PT Hartono Mandiri Makmur (HMM), CEO Hartono Group, serta Ketua Hartono Foundation.

Ketika kasus pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta mencuat, terkuak satu perusahaan lain yang dimiliki Dwi. Namanya PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) yang mengoperasikan aplikasi bimbingan belajar online dengan jenama Guruku.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi, ketika ditanyai media.

“Benar, DH adalah seorang pengusaha bimbel online,” kata Ade Ary, seperti dikutip detikcom, Selasa (26/8/2025).

Temuan ini lantas membuat media ramai-ramai memprofilkan Dwi Hartono sebagai pengusaha bimbel online. Terlebih, di bagian depan kediamannya di kawasan perumahan elite Kota Wisata Cibubur, terdapat logo Guruku dalam ukuran besar.

Baca juga

Baru Diunduh 1.000 Pengguna

Saat melakukan penelurusan ke Google PlayStore, halaman informasi Guruku berisi klaim sebagai “The best learning application in Indonesia”. Lalu di bawahnya ada kalimat yang menyebutkan aplikasi belajar ini “bukan hanya memfasilitasi materi belajar untuk anak sekolah saja namun sangat komplit”.

Halaman tersebut juga merincikan materi belajar yang meliputi jenjang PAUD hingga perguruan tinggi. Bahkan ada pula materi ilmu investasi dan trading saham, materi kecerdasan keuangan atau financial revolution, materi ilmu bagaimana memulai awal berbisnis, hingga materi ilmu bagaimana prinsip umum dalam manajemen bisnis.

Menariknya, aplikasi Guruku baru diunduh oleh seribuan pengguna Android. Angka pastinya tidak diketahui, hanya tertera keterangan “1,000+ downloads” pada halaman rincian aplikasi.

Ini jumlah yang kecil untuk sebuah aplikasi Android. Tak heran jika PlayStore melabeli Guruku sebagai beta project, sebagaimana terlihat dari banner ajakan untuk menjadi pengguna awal.

Jumlah pengguna Guruku bisa jadi malah lebih rendah dari angka total pengunduhnya, sebab hanya ada 11 ulasan yang masuk. Padahal halaman sama juga mencantumkan jika aplikasi tersebut dirilis pada 9 Agustus 2023. Artinya, telah eksis selama setidaknya dua tahun.

Memang tidak ada rasio ideal yang pasti antara jumlah ulasan pengguna dengan jumlah unduhan. Namun rasio yang lebih tinggi, misalnya 1:100 atau 1 review untuk setiap 100 unduhan, menunjukkan jika sebuah aplikasi memiliki pengguna aktif dan hidup.

Baca juga

Sayang, saat hendak mengecek informasi mengenai perusahaan-perusahaan milik Dwi Hartono, terutama PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia yang menjadi payung Guruku, laman resmi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kementerian Hukum terus-terusan menampilkan pesan error.